Sabtu, 23 April 2011

Tips merawat kamera

Kamera digital telah menjadi alat yang umum dijumpai di setiap keluarga, semua itu dikarenakan semakin murah harganya dan semakin banyak variasinya merk serta fitur-fiturnya.
Layaknya alat-alat elektronik lainnya, kamera digital pun harus dirawat serta dijaga agar dapat berfungsi dan berguna hingga ‘waktu hidup’-nya. Semua itu tergantung dari cara perawatan serta pemakaiannya sehari-hari.
Berikut ini adalah tips untuk merawat kamera digital Anda supaya awet dan tahan lama :
  1. Keluarkan baterei jika kamera digital Anda tidak digunakan dalam kurun waktu lebih dari 2 hari. Hal ini untuk menghindari ‘bocor’-nya baterei yang dapat mengakibatkan rusaknya elemen elektronik yang ada didalam kamera digital Anda
  2. Hindari kontak langsung dengan matahari secara terus menerus, karena sinar matahari yang memapar kamera digital Anda secara signifikan dapat mengakibatkan kerusakan pada peralatan elektris yg ada didalamnya
  3. Simpan kamera Anda dalam tempat yang sejuk, kering dan tidak lembab. Jamur adalah musuh utama dari kamera serta lensa Anda. Saat ini telah ada wadah khusus untuk penyimpanan kamera dan lensa, tapi harganya masih relatif mahal. Gunakan Silica Gel untuk menghindari datangnya jamur dan lembab
  4. Jangan gunakan kapur barus (pengharum untuk pakaian) untuk menghindari jamur, karena kapur barus dapat merusak sekat-sekat yang terbuat dari karet serta membuatnya rapuh
  5. Bersihkan dari segala debu dan kotoran sebelum menyimpan kamera Anda, karena kotoran (debu) sekecil apapun dapat mengakibatkan goresan pada lensa / sensor kamera digital Anda yang sangat sensitif.
  6. Hindari terkena air laut (air garam), karena sepercik air laut yang tidak terlihat kasat mata oleh kita dapat menimbulkan korosi (karat) pada kamera digital Anda, terutama pada bagian-bagian yang terbuat dari logam. Basuh sesegera mungkin hingga kering dan bersih jika terkena air laut, apalagi jika tercebur kedalamnya
  7. Kurangi frekwensi membersihkan lensa, karena semakin sering Anda membersihkan lensa Anda maka semakin menurun kualitas dari lensa tersebut karena goresan yang ditimbulkan oleh sapuan tissue / kain pembersih Anda. Cukup gunakan blower yang ringan untuk menghilangkan debu yang menempel pada lensa ataupun sensor kamera digital Anda (khusus untuk kamera SLR)
  8. Hindari goresan pada lensa, biasanya untuk menghindari goresan pada lensa depan dipasanglah filter UV yang bisa didapatkan di toko aksesoris lensa dan dipasang secara ‘permanen’ walaupun lensa tersebut tidak dipergunakan. Sedangkan untuk melindungi lensa dari sebelah belakang (dalam) selalu pasang body-cup (penutup) lensa yang bisa didapat pada waktu pembelian lensa tersebut. Lepas lensa dari kamera digital Anda jika akan disimpan dalam kurun waktu lebih dari seminggu (khusus untuk kamera SLR)
  9. Hindari guncangan / tekanan yang terlalu berlebihan. Jika Anda ingin bepergian, usahakan posisi kamera digital Anda berada pada tumpukan paling atas dari tas Anda, sehingga dia tidak mendapatkan tekanan selama perjalanan
  10. Lakukanlah service secara berkala, jangan tunggu sampai kamera Anda rusak. Service berkala ini bisa dalam rentang waktu tiap 6 bulan sekali, 1 tahun sekali ataupun sesuai dengan kebutuhan dan jam terbang dari kamera Anda. Selalu service kamera digital Anda ke tempat service resmi, jangan sekali-kali membongkar sendiri kamera digital Anda.
  11. Selalu gunakan tali penggantung di leher Anda. Hal ini untuk mencegah terjatuhnya secara tidak sengaja karena senggolan ataupun kelalaian dan kelelahan membawanya
  12. Lepas baterei dan kartu memori kamera Anda pada saat posisi OFF. Jangan sekali-kali mencabut kartu memori dalam kondisi kamera sedang menyala, karena hal tersebut akan mengakibatkan hilangnya data Anda serta rusaknya kartu memori tersebut.
Semoga tips-tips diatas dapat bermanfaat buat Anda. Sampai jumpa lagi pada tips dan kesempatan yang lainnya. ;)

memaksimalkan lensa tele

Lensa tele atau yang lebih dikenal dengan lensa teropong karena berfungsi untuk ‘meneropong’ dari jarak jauh populer digunakan pada dunia olahraga, petualangan alam liar serta foto konser. Tak lupa pula di dunia selebriti dan paparazi lensa ini adalah andalan utama mereka.
Fungsi utamanya yang mengambil foto dari jarak jauh memungkinkan sang fotografer dan subyek (obyek) foto bisa lebih aman dan nyaman sehingga ‘tidak saling mengganggu’ satu sama lain. Soal keamanan ini pula menjadi faktor utama bagi para fotografer di alam liar, dimana mereka bisa mengambil foto dari seekor singa / harimau dari jarak yang aman ataupun mengambil foto gunung berapi yang sedang bergejolak memuntahkan lavanya.
Ada beberapa tips dan trick untuk bisa memaksimalkan fungsi dari lensa tele yang Anda miliki saat ini, apapun merek serta tipenya (tele-fix atau tele-zoom), tips ini bisa diaplikasikan lebih jauh. Berikut ini tips dan trick nya :
  1. Kenali terlebih dahulu panjang fokal serta bukaan diagrafragmanya (apperture). Biasanya hal ini bisa ditemui pada sisi depan lensa tersebut / box lensa tersebut. Contoh : 200mm f/4, 70-200mm f/2.8, dst. Hal ini berfungsi untuk mengetahui kemampuan dari lensa tersebut dan kita bisa mempersiapkan serta mengantisipasi hal-hal yang mungkin terjadi pada saat ‘on the stage‘ nantinya.
  2. Semakin besar nilai dari fokal maka mempunyai kemampuan ‘tele’ lebih jauh dalam posisi pengambilan yang sama, tapi mempunyai konsekwensi rentang sudut pengambilan yang semakin sempit jika dibandingkan dengan fokal yang lebih kecilnya. Lensa dengan panjang fokal 200mm bisa ‘memperbesar’ obyek yang lebih jauh jika dibandingkan dengan lensa dengan panjang fokal 70mm.
  3. Semakin besar nilai bukaan diagfragma (apperture) maka semakin ‘cepat’ lensa tersebut dapat digunakan. Arti cepat disini adalah semakin cepat setting untuk exposurenya dalam kondisi minim cahaya (redup / gelap). Sebagai contoh lensa dengan f/2.8 dapat digunakan ‘lebih cepat’ jika dibandingkan dengan lensa dengan f/4, begitu juga lensa dengan f/4 ‘lebih cepat’ daripada lensa dengan f/5.6, begitu juga seterusnya. Secara teori hal ini disebabkan semakin besar bukaan diagfragma sehingga semakin besar ‘jumlah cahaya’ yang bisa diterima oleh sensor / film kamera Anda, jadi setting shutter speed bisa diset lebih cepat lagi tanpa khawatir hasil menjadi gelap karena kurangnya waktu exposure.
  4. Satu trick agar gambar tidak goyang (shake) atau blur dengan menset exposure time menjadi “satu per panjang fokus lensa”. Sebagai contoh jika Anda sedang menggunakan lensa dengan panjang fokus 200mm, maka setting exposure time ‘yang aman’ adalah 1/200 detik. Begitu juga jika Anda menggunakan lensa dengan panjang fokus 400mm setting exposure time ‘yang aman’ adalah 1/400 detik. Untuk bisa mendapatkan waktu exposure yang tinggi serta hasil yang ‘bagus’ dibutuhkan bukaan diagfragma yang semakin besar (seperti yang telah dijelaskan pada  tips nomor 3).
  5. Gunakan penyangga (tripod / bipod / monopod) untuk mengurangi efek goyang (shake). Goyangan / getaran sekecil apapun ketika Anda menggunakan lensa tele, hal itu sudah dapat membuat hasil foto Anda blur / bergoyang. Hal itu dikarenakan efek ‘pembesaran’ yang disebabkan lensa tele tersebut. Penyangga (tripod / bipod / monopod) juga bisa digunakan untuk membantu ‘menopang’ lensa tele Anda yang rata-rata berukuran besar dan berat, terutama jika Anda menunggu momen yang tepat dalam waktu yang lama.
  6. Semakin besar nilai bukaan diagfragma lensa Anda, semakin ‘bagus dan unik’ bokeh yang akan dihasilkan dalam kondisi ‘normal’ dengan mudah. Lensa dengan nilai bukaan (apperture) f/2.8 bisa menghasilkan bokeh ‘lebih mudah’ jika dibandingkan dengan lensa dengan nilai bukaan (apperture) f/4. Hal ini juga berfungsi untuk mengisolasi subyek / obyek yang akan di foto dengan Deep of Field (DoF) untuk memberikan kesan ‘ruang/3D’.
  7. Gunakan fitur stabilizer yang bisa ditemukan pada sistem internal lensa seperti halnya Image Stabilizer (IS) pada lensa-lensa keluaran Canon ataupun VR pada lensa-lensa keluaran Nikon ataupun stabilizer yang ada pada body kamera seperti IS pada kamera Olympus ataupun Steady-Shoot pada kamera Sony.
  8. Gunakan ISO yang lebih tinggi untuk mengkompensasi bukaan lensa (apperture) yang kecil untuk mendapatkan nilai shutter (expose) yang tinggi. ISO 1600 bisa mengkompensasi nilai shutter (expose) yang lebih cepat jika dibandingkan dengan ISO 400 pada kondisi pencahayaan dan bukaan lensa (apperture) yang sama. Hal ini berguna untuk mengurangi efek blur / shake pada hasil akhir. Tetapi hal ini mempunyai konsekwensi lain yaitu timbulnya grainy/noise/bintik-bintik yang lebih besar dan banyak jika Anda menggunakan ISO yang lebih tinggi.
Yap, itu semua beberapa tips & trick untuk memaksimalkan lensa tele Anda, baik yang berupa tele-zoom (70-200mm, 100-200mm, dst), tele-fix (200mm, 300mm, dst), variable apperture (f/4-5.6, dst), fix apperture (f/2.8, f/4, dst), dan berbagai macam merk mulai dari Canon, Nikon, Olympus, Sony, Sigma, dll.
Selamat berkarya dan sampai jumpa pada tips dan trick lainnya. ;)

Senin, 11 April 2011

20 tips fotografi singkat

http://belajarfotografi.com/21-tips-fotografi-singkat-juli/